Membuat kue kering sagu keju ternyata gampang-gampang susah, ketika tahun lalu saya mencobanya hasilnya berakhir super bantat, keras dan mirip dengan cireng dipanggang. Gara-garanya selain terburu-buru sehingga tidak membaca instruksi dengan seksama, saya juga menggunakan resep abal-abal tak jelas yang banyak bersliweran di internet. Apalagi saat itu sedang dalam kondisi berpuasa sehingga kue yang baru saja keluar dari oven tidak bisa dicicipi.
Saat waktu berbuka tiba, tak sabar saya pun segera mencobanya dan betapa kecewanya saya menemukan kue yang seharusnya garing, ringan dan lumer dimulut ini terasa keras dengan suara bergemertak kala dikunyah. Hm, jika saja saya tahu sagu keju ini akan berubah menjadi cireng keju panggang maka saya memilih untuk membuang sisa adonan ke tempat sampah dibandingkan memanggang sisa adonannya dan membuat tagihan listrik di rumah Pete menjadi melonjak lebay. Tobat!
Hal utama yang saya pelajari dari pengalaman tahun lalu adalah jangan menggunakan tepung tapioka, tetapi gunakanlah tepung sagu yang benar-benar terbuat dari sagu. Seperti yang kita ketahui bersama, tepung tapioka terbuat dari pati singkong sedangkan tepung sagu terbuat dari batang pohon sagu. Masyarakat kita mengenal dan menyebut kedua tepung ini dengan nama kanji. Nah seringkali di pasaran kita menemukan satu produk tepung bernama Sagu Tani namun ketika diperhatikan dengan seksama di belakang kemasannya maka tercantum bahwa tepung tersebut terbuat dari tapioka. Saat itu saya berpikir semua merk Sagu Tani terbuat dari sagu, bahkan ketika di pasar Blok A saya meminta tepung sagu maka si penjual akan memberikan saya tepung tapioka dengan merk Sagu Tani tersebut. Padahal walau sama-sama memberikan efek lengket dan biasa dipakai dalam pembuatan pempek, cilok atau cireng namun kedua tepung ini akan memberikan efek berbeda di sagu keju yang kita buat.
Lantas apa efeknya jika menggunakan tepung tapioka saat membuat kue sagu keju ini? Berdasarkan pengalaman, kue yang saya buat berakhir keras, tidak renyah dan tidak lumer di mulut sebagaimana kue sagu keju umumnya. Saya bahkan telah lupa apa yang terjadi dengan dua stoples besar sagu keju abal--abal yang saya buat tahun lalu. Nah agar kali ini tidak salah jalan lagi maka saya kemudian membeli tepung sagu di toko bahan kue terpercaya. Jadi bagi anda yang hendak mencoba kue kering ini di rumah, pastikan agar anda membaca kemasan dengan baik agar benar-benar tepung sagu lah yang anda gunakan dan bukan tepung tapioka.
Faktor lainnya yang membuat sagu keju saya berakhir gagal total adalah rasa kurang sabar, sepertinya sifat ini sangat minus di dalam diri saya. Sebelum dimasukkan ke dalam adonan maka tepung sagu disangrai terlebih dahulu dengan daun pandan agar aromanya menjadi wangi. Nah tepung yang telah disangrai ini kemudian harus didiamkan hingga benar-benar dingin sebelum dimasukkan ke dalam adonan mentega yang telah dikocok. Karena tepung tak kunjung dingin dan kaki ini pun telah pegal harus berulangkali ke dapur mengeceknya, maka ketika kondisinya masih agak hangat buru-buru saya masukkan ke dalam adonan mentega, akibatnya sebagian mentega pun menjadi lumer. Walau firasat telah mengatakan kue tidak akan berakhir sukses namun saya tetap nekat melanjutkannya. Olala oh ternyata tepung tapioka panas yang bercampur dengan mentega leleh menghasilkan tekstur yang liat dan membuat saya teringat dengan adonan cireng. Itulah sebabnya mengapa saya menyebut kue sagu keju yang saya buat tahun lalu sebagai cireng keju panggang. ^_^
Secara keseluruhan sebenarnya membuat kue sagu keju ini sangat mudah, asalkan kita mengikuti dengan seksama takaran dan step yang diberikan. Kali ini saya menggunakan resep dari Bapak Yongki Gunawan, beliau terkenal handal menghasilkan resep-resep cake dan kue yang sedap. Agar hasilnya maksimal maka sebaiknya menggunakan keju Edam tua yang berwarna sedikit orange atau kuning tua. Keju Edam yang telah tua ini memiliki tekstur keras sehingga terasa renyah ketika kue telah matang, selain itu juga akan memberikan rasa dan aroma yang lebih kuat. Tidak ada keju Edam? Tentu saja kita tetap bisa menggunakan keju cheddar biasa.
Bahan lain yang dimasukkan ke dalam adonan adalah emplex. Emplex merupakan bahan tambahan pangan emulsifier yang bersifat kompleks dan tersusun dari protein dan pati. Fungsinya untuk meningkatkan kekuatan adonan dan memperpanjang masa simpan produk yang dipanggang. Selain itu emplex juga membantu aerasi dan menstabilkan emulsi. Bahan ini biasanya digunakan di dalam cake dan roti dengan tujuan untuk membuat adonan menjadi lembut dan tidak terlalu lengket. Perannya di dalam kue kering adalah untuk membuat kue menjadi lebih garing, renyah, namun dengan remah yang lembut, sekaligus membuat kue kering memiliki masa simpan lebih lama. Bahan tambahan pangan ini bisa dibeli di toko bahan kue, biasanya dengan nama emplex atau salah satu contoh merknya adalah Rexa Cookies. Bentuk emplex berupa bubuk putih seperti baking powder dan baking soda, serta bisa dibeli dalam kemasan kecil dengan harga yang terjangkau. Susah mencarinya? Skip saja dari resep, karena kue tetap lezat tanpanya.
Finally, saya cukup puas dengan sagu keju yang saya buat. Selain itu dengan takaran di bawah yang saya ikuti sesuai aslinya (kecuali santan yang saya buat menjadi 100 ml sedangkan resep asli adalah 80 ml), saya mendapatkan banyak sekali sagu keju dengan cita rasa sedap dan renyah.
Bahan I:
Bahan II:
Bahan IV (saya tidak pakai):
**) Emplex adalah bahan tambahan pangan berjenis emulsifier, berbentuk bubuk putih dan berfungsi untuk merenyahkan kue dan membuat kue memiliki masa simpan lebih lama
Cara membuat:
Saat waktu berbuka tiba, tak sabar saya pun segera mencobanya dan betapa kecewanya saya menemukan kue yang seharusnya garing, ringan dan lumer dimulut ini terasa keras dengan suara bergemertak kala dikunyah. Hm, jika saja saya tahu sagu keju ini akan berubah menjadi cireng keju panggang maka saya memilih untuk membuang sisa adonan ke tempat sampah dibandingkan memanggang sisa adonannya dan membuat tagihan listrik di rumah Pete menjadi melonjak lebay. Tobat!
Hal utama yang saya pelajari dari pengalaman tahun lalu adalah jangan menggunakan tepung tapioka, tetapi gunakanlah tepung sagu yang benar-benar terbuat dari sagu. Seperti yang kita ketahui bersama, tepung tapioka terbuat dari pati singkong sedangkan tepung sagu terbuat dari batang pohon sagu. Masyarakat kita mengenal dan menyebut kedua tepung ini dengan nama kanji. Nah seringkali di pasaran kita menemukan satu produk tepung bernama Sagu Tani namun ketika diperhatikan dengan seksama di belakang kemasannya maka tercantum bahwa tepung tersebut terbuat dari tapioka. Saat itu saya berpikir semua merk Sagu Tani terbuat dari sagu, bahkan ketika di pasar Blok A saya meminta tepung sagu maka si penjual akan memberikan saya tepung tapioka dengan merk Sagu Tani tersebut. Padahal walau sama-sama memberikan efek lengket dan biasa dipakai dalam pembuatan pempek, cilok atau cireng namun kedua tepung ini akan memberikan efek berbeda di sagu keju yang kita buat.
Lantas apa efeknya jika menggunakan tepung tapioka saat membuat kue sagu keju ini? Berdasarkan pengalaman, kue yang saya buat berakhir keras, tidak renyah dan tidak lumer di mulut sebagaimana kue sagu keju umumnya. Saya bahkan telah lupa apa yang terjadi dengan dua stoples besar sagu keju abal--abal yang saya buat tahun lalu. Nah agar kali ini tidak salah jalan lagi maka saya kemudian membeli tepung sagu di toko bahan kue terpercaya. Jadi bagi anda yang hendak mencoba kue kering ini di rumah, pastikan agar anda membaca kemasan dengan baik agar benar-benar tepung sagu lah yang anda gunakan dan bukan tepung tapioka.
Faktor lainnya yang membuat sagu keju saya berakhir gagal total adalah rasa kurang sabar, sepertinya sifat ini sangat minus di dalam diri saya. Sebelum dimasukkan ke dalam adonan maka tepung sagu disangrai terlebih dahulu dengan daun pandan agar aromanya menjadi wangi. Nah tepung yang telah disangrai ini kemudian harus didiamkan hingga benar-benar dingin sebelum dimasukkan ke dalam adonan mentega yang telah dikocok. Karena tepung tak kunjung dingin dan kaki ini pun telah pegal harus berulangkali ke dapur mengeceknya, maka ketika kondisinya masih agak hangat buru-buru saya masukkan ke dalam adonan mentega, akibatnya sebagian mentega pun menjadi lumer. Walau firasat telah mengatakan kue tidak akan berakhir sukses namun saya tetap nekat melanjutkannya. Olala oh ternyata tepung tapioka panas yang bercampur dengan mentega leleh menghasilkan tekstur yang liat dan membuat saya teringat dengan adonan cireng. Itulah sebabnya mengapa saya menyebut kue sagu keju yang saya buat tahun lalu sebagai cireng keju panggang. ^_^
Secara keseluruhan sebenarnya membuat kue sagu keju ini sangat mudah, asalkan kita mengikuti dengan seksama takaran dan step yang diberikan. Kali ini saya menggunakan resep dari Bapak Yongki Gunawan, beliau terkenal handal menghasilkan resep-resep cake dan kue yang sedap. Agar hasilnya maksimal maka sebaiknya menggunakan keju Edam tua yang berwarna sedikit orange atau kuning tua. Keju Edam yang telah tua ini memiliki tekstur keras sehingga terasa renyah ketika kue telah matang, selain itu juga akan memberikan rasa dan aroma yang lebih kuat. Tidak ada keju Edam? Tentu saja kita tetap bisa menggunakan keju cheddar biasa.
Bahan lain yang dimasukkan ke dalam adonan adalah emplex. Emplex merupakan bahan tambahan pangan emulsifier yang bersifat kompleks dan tersusun dari protein dan pati. Fungsinya untuk meningkatkan kekuatan adonan dan memperpanjang masa simpan produk yang dipanggang. Selain itu emplex juga membantu aerasi dan menstabilkan emulsi. Bahan ini biasanya digunakan di dalam cake dan roti dengan tujuan untuk membuat adonan menjadi lembut dan tidak terlalu lengket. Perannya di dalam kue kering adalah untuk membuat kue menjadi lebih garing, renyah, namun dengan remah yang lembut, sekaligus membuat kue kering memiliki masa simpan lebih lama. Bahan tambahan pangan ini bisa dibeli di toko bahan kue, biasanya dengan nama emplex atau salah satu contoh merknya adalah Rexa Cookies. Bentuk emplex berupa bubuk putih seperti baking powder dan baking soda, serta bisa dibeli dalam kemasan kecil dengan harga yang terjangkau. Susah mencarinya? Skip saja dari resep, karena kue tetap lezat tanpanya.
Finally, saya cukup puas dengan sagu keju yang saya buat. Selain itu dengan takaran di bawah yang saya ikuti sesuai aslinya (kecuali santan yang saya buat menjadi 100 ml sedangkan resep asli adalah 80 ml), saya mendapatkan banyak sekali sagu keju dengan cita rasa sedap dan renyah.
Bahan I:
- 620 gram tepung sagu (bisa menggunkan tepung tapioka atau tepung garut (ararut/arrowroot/tepung gasol)
- 5 lembar daun pandan, potong sepanjang 10 cm
- 20 gram susu bubuk full cream merk apapun
- 200 gram keju edam parut atau keju cheddar lainnya
Bahan II:
- 200 gram mentega Wijsman atau merk mentega lainnya (Anchor, Orchid, Hollman, Elle n Vire)
- 100 gram margarine Blue Band (resep asli menggunakan 50 gram Hollman butter dan 50 gram margarine)
- 270 gram gula bubuk (proses gula pasir dengan blender hingga halus)
- 1 sendok teh vanilla ekstrak atau 1/2 sendok teh vanilla essence atau 1/4 sendok teh vanili bubuk
- 1/4 sendok teh garam
- 1/4 sendok teh emplex (Rexa Cookies), optional **)
- 100 ml santan kental instan (saya pakai Kara), resep asli 80 ml
- 3 butir kuning telur
Bahan IV (saya tidak pakai):
- kacang mete cincang
- keju parut untuk taburan diatas kue
**) Emplex adalah bahan tambahan pangan berjenis emulsifier, berbentuk bubuk putih dan berfungsi untuk merenyahkan kue dan membuat kue memiliki masa simpan lebih lama
Cara membuat:
- Siapkan tepung sagu, pastikan anda menggunakan tepung sagu dan bukan tepung tapioka. Tuangkan tepung ke wajan, beri daun pandan dan sangrai dengan api kecil sambil diaduk-aduk hingga daun pandan menjadi kering. Angkat dan dinginkan hingga tepung benar-benar dingin. Buang daun pandannya, jika daun pandan hancur menjadi serpihan maka ayak tepung yang digunakan.
- ote: tepung lama dingin, karena itu masukkan ke chiller untuk mempercepatnya.
- Siapkan oven, panaskan disuhu 150'C. Letakkan rak pemanggang di tengah jika oven anda tinggi, jika oven anda pendek maka letakkan rak di bagian paling bawah dan double loyang yang digunakan agar bagian dasar kue tidak mudah gosong. Alasi permukaan loyang dengan kertas baking, sisihkan.
- Note: Jika menggunakan oven listrik maka set oven dengan api atas dan bawah. Jika menggunakan oven gas maka gunakan api bagian bawah saja.
- Siapkan mangkuk mikser, masukkan semua bahan II, kocok dengan mikser hingga pucat dan mengembang. Masukkan bahan III dan lanjutkan mengocok dengan mikser hingga pucat dan mengembang. Matikan mikser. Proses pengocokan masing-masing tahapan sekitar 5 menit dengan hand mixer.
- Note: jika kondisi pucat dan mengembang di proses susah untuk tercapai maka kocok hingga adonan menjadi lembut saja.
- Masukkan bahan I, aduk dengan spatula hingga rata. Tuangkan adonan ke dalam plastik segitiga yang telah diberi spuit bentuk bintang atau bunga diujungnya. Gunting ujung plastik dan dorong spuit agar sebagian keluar plastik.
- Semprotkan adonan dengan bentuk melingkar dan berakhir di tengah, atau semprotkan dengan bentuk sesuka anda. Tidak perlu beri jarak yang berjauhan karena kue tidak mengembang.
- Pangang di oven selama 25 menit atau hingga berwarna coklat kuning keemasan. Keluarkan dari oven dan biarkan hingga kue benar-benar dingin di rak kawat. Masukkan stoples kedap udara. Yummy!
Sumber : justry